*Kau Pilih Dia*
"Lihatlah aku terluka, karena semua dusta. Kau coba membagi cinta, tapi kau lebih memilih dia"
Ku rangkai kata demi kata, hingga membentuk beberapa kalimat seperti yang di atas. Beberapa kalimat yang terbentuk itu, cukup menggambarkan masalah yang tengah ku hadapi.
***
Suatu hari aku pergi ke sebuah Mall yang cukup terkenal di kota ku. Niatku hanya sekedar cuci mata dan membeli beberapa komik. Tiba-tiba, handphone ku berdering...
Aku : Ada panggilan masuk?
Di layar handphone, tampak tulisan 'Incoming call from Jessica Veranda'. Aku pun langsung mengangkat panggilan masuk tersebut.
Aku : Hallo... Ada apa, sayang?
Jessica : Hmm.. Kamu di mana sekarang?
Aku : Di... *2 detik kemudian* ...Rumah (Berbohong!!)
Jessica : Oh, syukurlah
Aku : "Syukurlah"? Maksudnya?
Jessica : Eh, ehmmm... Maksud aku... Syukurlah kamu di rumah. Istirahat yang banyak ya. Jangan kemana-mana, kan kamu lagi flu
Aku : Iya, makasih sayang. Emang kamu di mana?
Jessica : Aku... Lagi di salon, temenin mama. Hehehe...
Aku : Bener?
Jessica : I... Iya bener kok. Kamu gak percaya sama aku?
Aku : Percaya kok. Hehehe... Yaudah, ntar lagi aja telponnya. Temenin dulu mama kamu
Jessica : Oke deh, sayang
Percakapan pun usai. Aku sedikit merasa curiga dengan apa yang di katakan Jessica di telepon tadi. Tapi aku gak mau ambil pusing, aku memilih melanjutkan perjalanan di dalam Mall. Setelah puas berjalan-jalan, aku pun bergegas meluncur ke toko buku untuk membeli komik. Saat berjalan ke toko buku, aku melewati sebuah toko boneka. Ada pemandangan yang sangat menarik perhatian ku.
Aku : Jessica?
Seperti yang aku sebutkan, aku melihat Jessica di toko boneka bersama...
Aku : Heri?
Heri itu mantannya Jessica. Jadi, sebelum berpacaran denganku, Jessica pernah menjalin kasih dengan Heri. Kenapa aku bisa tau? Jessica pernah menceritakannya kepadaku.
Aku : *dalam hati* Ngapain Jessica di toko boneka bersama Heri?
Segera aku berjalan cepat untuk menghampiri mereka. Tanpa di duga, aku menabrak anak kecil yang sedang menjilati es krim. Alhasil anak tersebut terjatuh, dan es krim nya juga mencium lantai. Anak itu mengaum-ngaum minta di ganti es krimnya yang jatuh.
Aku : Bentar ya, adik kecil. Abang mau ke toko boneka itu dulu *nunjuk toko boneka*
Anak kecil : Dak au!! (Gak mau!!). Atu aunya cekayang!! (Aku maunya sekarang!!)
Aku : *dalam hati* Ini anak gak ada emak nya apa? Aduuh..
Anak kecil itu semakin keras berteriak & menangis. Karena takut di kira penculik balita, dengan terpaksa aku mengesampingkan urusan Jessica.
Anak kecil : Es kliiiiimmm!!! *teriak*
Aku : Gue kagak budeeegg!! *gak mau kalah teriak*
Akhirnya aku membawa anak kecil itu ke toko es krim dan membelikannya. Setelah di belikan es krim, anak kecil tersebut sudah bisa tenang sambil menjilati seluruh permukaan es krim. Buru-buru aku meninggalkan anak itu, dan kembali ke depan toko boneka. Tapi nasib berkata lain, aku tidak mendapati sesosok wanita yang bersama seorang lelaki. Iya, aku tidak melihat Jessica dan Heri di toko boneka itu.
Aku : Sial! Gara-gara anak kecil itu, aku jadi kehilangan Jessica. Aku harus mencarinya
Aku pun mencari keberadaan Jessica di sekitar Mall. Namun tetap saja tidak ketemu. Aku coba meneleponnya, tidak di angkat. Dengan perasaan yang tidak bergairah, aku melanjutkan ke toko buku untuk membeli komik yang tadi sempat tertunda.
Keesokan harinya (pagi hari), aku pergi berkunjung ke rumah Jessica. Tak lupa aku membawakan martabak kesukaan keluarganya.
Aku : (membunyikan bel) *ting tong*
Selang beberapa saat kemudian, seseorang membukakan pintu. Ia adalah...
Mama Jessica : Eh, Dicky. Tumben datang ke sini pagi-pagi begini. Nyari Jessica ya?
Aku : Iya, tante, Jessica nya ada?
Mama Jessica : Ada kok. Tapi sepertinya dia masih tidur. Tau sendiri kan ini masih jam 8 pagi, dan juga sekolah sedang libur. Tentunya dia bakalan bangun siang hari. Dia kan kayak kebo kalau tidur. Hahaha...
Seketika suara jangkrik pun menggelegar seluruh penjuru rumah.
Aku : Krik.. Krik..
Mama Jessica : . . . .
Tiba-tiba suasana menjadi sunyi senyap. Mungkin karena masih terdengar suara jangkrik.
Mama Jessica : Yaudah, kamu bangunin gih Jessica nya di kamar. Tatnte capek banguninnya, susah banget untuk bangun.
Aku : Oke tante. Ehm, ini ada martabak kesukaan om dan tante *menyodorkan martabak*
Mama Jessica : Waahh... Makasih ya, 'Dick' (if you know what I mean)
Aku : Pfftt...
Mama Jessica : Eh, maaf. Tante keceplosan. Maksudnya, makasih ya Ky
Aku : Sama-sama tante. Oh iya, semalam tante ke salon ya?
Mama Jessica : Nggak tuh. Semalam tante di rumah aja
Aku : Kalau Jessica, semalam di mana?
Mama Jessica : Kalau gak salah, dia pergi sama mantannya. Siapa tuh namanya?
Aku : Heri
Mama Jessica : Iya, Heri
Aku : Oh, oke lah. Kalau gitu. Dicky ke kamar Jessica dulu ya
Aku pun berjalan menuju kamar Jessica. Setelah mengetuk pintu, aku masuk ke dalam kamarnya. Benar yang di katakan mama nya, Jessica masih tak sadarkan diri di kasur. Aku pun membangunkannya.
Aku : Sayang, bangun dong. Udah pagi nih
Jessica : Groookk... Groookkk... (Zzzzz...)
Aku : Sayang, ada Heri loh
Jessica : *terbangun* Mana??
Aku : Di situ *nunjuk hati Jessica*
Jessica : Maksudnya apaan sih?
Aku : Iya, di hati kamu ada Heri kan?
Jessica : Hahaha... Ya nggak lah, sayang. Di hatiku hanya terukir namamu
Aku : Ah, yang bener? Kenapa kamu langsung bangun saat aku sebut nama Heri?
Jessica : Eh, itu.. Anu.. Aku...
Aku : Udah, jangan berbohong lagi. Aku udah tau kok keberanannya
Jessica : Kamu ngomong apa sih? Aku gak ngerti
Aku : Semalam kamu beneran temanin mama ke salon?
Jessica : Umm.. Ya iya lah
Aku : Bukannya semalam kamu jalan bareng Heri?
Jessica : *pucat*
Aku : Hayoo ngaku...
Jessica : Kamu jangan sembarang nuduh dong kalau gak ada bukti
Aku : Bukti? Oke, akan aku kasih bukti. Pertama... Semalam aku nggak di rumah, kebetulan aku sedang jalan-jalan sendiri di sebuah Mall yang sama dengamu. Dan aku melihat kamu dan Heri di toko boneka. Kedua... Tadi aku tanya mama mu. Dan kata beliau, semalam di rumah aja. Nggak ke salon. Dan mama mu bilang, semalam kamu pergi dengan Heri. Itu bukti yang cukup kuat menurutku
Jessica : *menundukkan kepala sambil mengheningkan cipta*
Aku : Jelaskan, apa maksud dari semua ini
Jessica : Yang kamu katakan itu, benar. Aku memang jalan dengan Heri. Ia membelikanku boneka Stich, yang selama ini tak pernah kamu belikan untukku!
Aku : Jadi ini hanya masalah boneka Stich?
Jessica : 'Hanya'? Sepertinya kamu sangat meremehkannya
Aku : Jadi sekarang mau kamu apa?
Jessica : Aku mau kita putus! Aku udah bosan denganmu. Aku lebih memilih Heri, yang jauh lebih kaya dan lebih baik ketimbang kamu!
Aku : Apakah itu keputusan akhir darimu?
Jessica : Tentu
Aku : Baiklah. Aku terima keputusanmu. Aku akan pergi jauh darimu dan takkan pernah mengganggumu lagi. Terima kasih atas kebahagiaan yang pernah kamu berikan padaku. Dan terima kasih udah mengisi hatiku selama ini. Selamat tinggal...
Dengan lesu, aku keluar dari kamar Jessica dan berniat untuk pulang. Di halaman, aku bertemu mama Jessica.
Mama : Loh, Jessica nya udah bangun?
Aku : Udah kok tante
Mama : Kamu mau pulang?
Aku : Iya, tante. Ehm, maaf ya kalau selama ini Dicky ada salah sama keluarga ini *salam dan mencium punggung tangan mama Jessica*
Mama : Maksudnya?
Aku : Gak ada maksud apa-apa kok, tante. Sampai jumpa!
Aku pulang ke rumah dengan menunggangi motor vespa ku.
***
"Ku terkuka, ku kecewa. Kau tak bisa untuk setia"
Bak para pujangga, aku merangkai sebuah kata-kata untuk melampiaskan kekecewaanku terhadap Jessica.
***
3 Minggu berselang setelah kejadian yang sangat menyedihkan atau bisa di bilang 'putus' dengan Jessica. Kini aku sudah bisa melupakan Jessica beserta kenangan yang ia tinggalkan di hati dan pikiranku. 'Move on', kata itu yang tepat untuk menggambarkannya. Aku juga sudah memutuskan untuk tidak berpacaran dulu, yah mungkin masih trauma. Dan ternyata, hidupku lebih menyenangkan.
Hingga suatu hari, Jessica datang menemuiku di rumah. Ia mengadu bahwasannya dirinya telah di duakan oleh Heri. Ternyata, Heri lebih memilih cewek lain yang jauh lebih kaya dan juga cantik daripada Jessica. Dan Jessica pun memohon agar bisa balikan lagi denganku. Dengan isak tangis yang mengiring, ia berkata...
Jessica : Ky, maukah kamu balikan lagi denganku?
Aku : Jessica, biarkan aku pergi darimu dan hatimu. Aku takkan pernah kembali padamu, ku hapus semua rasa ini
Jessica : Tapi Ky, aku menyesal telah meninggalkanmu. Aku minta maaf. Berikan aku satu kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahanku
Aku : Tangismu tak akan mampu hadirkan satu maafku. Sudah lah lupakan semua, kamu lebih memilih dia (Heri)
Jessica : Dicky, please banget. Jangan buat aku bersujud untuk minta maaf padamu. Aku ingin balikan lagi denganmu. Aku sudah melupakan Heri, hanya kamu di hatiku T_T
Aku : Aku terluka, ku tersiksa untuk semua sayang kita. Aku tak percaya kamu pilih dia, aku benar-benar menghapus rasa sayangku padamu
Jessica : Baiklah kalau itu maumu. Aku tak bisa memaksakan kehendakku. Aku memang tak pantas untuk di maafkan. Sampai jumpa...
Jessica pun pergi dari rumahku dengan meninggalkan tetesan air mata yang jatuh di tanah.
Aku : Maaf, Jes... Luka yang kau toreh sudah terlalu dalam. Aku tak sanggup untuk mengobatinya. Selamat tinggal, masa lalu ku *dalam hati*
No comments:
Post a Comment